Kamis, 27 Desember 2012

ASIA Score

ASIA Score adalah sistem skoring untuk menentukan tingkat keparahan dari cedera medula spinalis. ASIA merupakan singkatan dari American Spinal Injury Association dan skor ini terbaru direvisi pada tahun 2000. Berikut check list dari ASIA score
ASIA Score

ASIA score memiliki komponen sensorik menurut dermatom tubuh dan komponen motorik terutama pada pleksus brachialis dan pleksus lumbosakralis. Terdapat pula sensasi khusus misalnya sensasi pada daerah anal, dsb. Check list dari ASIA score sangat mudah digunakan sehingga kita dapat pula menentukan secara klinis pada segmen medula spinalis keberapa terjadinya cedera.
Deteksi dini cedera medula spinalis sangat penting karena jika tidak terdeteksi dan dilakukan penanganan yang salah maka dapat berakibat fatal (kelumpuhan permanen).
Untuk penilaian kemampuan syaraf secara kualitatif digunakan ASIA impairement scale yang mirip dengan derajat FRANKLE. Berikut skalanya
ASIA impairement scale

Untuk orang yang bergerak dibidang kesehatan apalagi mahasiswa keperawatan dan kedokteran sangat perlu untuk memiliki ASIA score dimana kita dapat mengetahui dermatom tubuh dan persyarafan tubuh.

Selasa, 25 Desember 2012

Masalah Print Canon Mp145


Cuma ingin berbagi pengalaman pribadi aja
Printer Canon MP145 ku lagi ngambek dan gak mau ngeprint trus selalu muncul pesan 

“INK ABSORBER FULL” dan di display printernya kedip2 E 2 7
Waduh bingung masalah “INK ABSORBER FULL” ini tapi gak sampe stress lah. Nyari ke rumah om google dapet jg buat ngatasi “INK ABSORBER FULL” ini thanx to mas Raynata atas infonya.

Oke langsung aja dipraktekin biar masalah pada MASALAH PRINTER CANON MP145 “INK ABSORBER FULL” nya bisa diselesaikan.
Janganlupa step by step ya jgn ada yg ketinggalan, berikut caranya :

1. Matikan printer (tekan on/off)
2. tekan tombol stop/reset, jangan dilepas
3. tekan lagi tombol power, sampai led power menyala (jangan dilepas).
4. lepas tombol stop/reset, tekan lagi tombol stop reset 2 kali.
5. lepas tombol power on/off
6. tunggu sampai LED utama (bukan led power) menunjuk angka 0 pada PANEL PRINTER
>>>> ini BAGIAN YANG PENTING :
7. tekan tombol stop/reset 4 kali,
8. tekan tombol power 1 kali (Roller kertas akan berputar, led power berkedip)
9. Tunggu sampai led berhenti berkedip dan printer stand by (gak ada respon langsung aja ke tahap no 10)
10. tekan led power on/off untuk mematikan printer..
11. nyalakan lagi…
12. Gimana udah gak error lg kan MASALAH PRINTER CANON MP145 “INK ABSORBER FULL”nya.

Selasa, 25 September 2012

Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD


Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD

1.1.       Perkembangan Fisik Monotorik
Seiring dengan pertumbuhan fisik yang beranjak matang,maka perkembangan monotorik anak,fperkembangan anak usia dasar ditandai dengan gerak atau aktifitas motoric yang lincah oleh karena itu usia ini merupakan massa yang ideal untuk belajat ketrampilan yang berkaitan dengan motoric baik halus maupun kasar
Contoh  perkembangan motorik anak
Motorik  Halus
Motorik Kasar
1.             Menggambar
1.             Bela diri
2.             menulis
2.             berenang

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu factor penentu kelancaran proses belajar baik dalam bidang pengetahuan maupun ktrampilan,oleh karena itu perkembangan motorik sangat enunjang keberhasilan peserta didik.
Upaya-upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motoric secara fungsional tersebut diantaranya sebagai tersebut:
1.             Sekolah merancang pelajaran krampilan yang ber,manfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak
2.             Sekolah memberikan pelajaran senam atau olah raga kepada sisiwa.
3.             Sekolah perlu merekrut guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tersebut.
4.             Sekolah menyediakan sarana untuk kelangsungan pelajaran tersebut.
 A.           Pengertian Intelektual
[2]Intelektual menurut para ahli diantaranya menurut Wechler (1958) merumuskan intelektual sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelektual bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
1.2.       Perkembangan intelektual
[3]Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemamapuan intelektual atau kemampuan kognitif. Menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret yang ditandai dengan:

1.             kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama.
2.             Menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.
3.             Memecahkan yang sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikanya berbagai kecakapan yng dapat mengembangkan pola piker atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta,kreatifitas anak maka anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya berpendapat atau menilai tentang berbagai hal tentang pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungan.
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti lomba mengarang,menggambar dan menyanyi.
 [4]Faktor-Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Intelek
A.           Bertambahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr     reflektif
B.            Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa berpikir proporsional.


1.3.       PERKEMBANGAN BAHASA
[5]Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau isyarat. Melalui bahasa, setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12) anak telah dapat menguasai sekitar 5.000 kata.
Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa, baik bahasa indonesia, bahasa ibu, maupun bahsa inggris. Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk : (1) berkomunikasi secara baik dengan orang lain, (2) mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya, (3) memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan, sebaiknya anak dilatih untuk membuat karangan atu tulisan tentang berbagai hal, seperti tentang kehidupan keluarga, dan cita-cita.
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam pergaulan sosial karena dengan komunikasi bisa menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan pendidikan yang optimal. Apabila guru dan siswa saling komunikasi dengan baik dan anak mengerti apa yang dikatakan oleh seorang guru, tentunya dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal. Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.


1.4.       PERKEMBANGAN EMOSI
[6]Pada usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak juga akan cenderung stabil, namun apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil, maka perkembangan emosi anak juga cenderung kurang stabil.
Karakteristik emosi anak
Karakteristik Emosi Stabil
Karakteristik Emosi tidak stabil
Menunjukkan wajah ceria
Menunjukkan wajah murung
Dapat berkosentrasi dalam belajar
Mudah tersinggung
Bersikap respect (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain
Suka marah-marah

Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku individu. Emosi positif akan mempengaruhi individu untuk mengosentrasikan dirinya terhadap aktifitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi dll.
Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negatif, maka proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Oleh karena itu, seharusnya guru mempunyai kepedulian untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar siawa yang efektif. Upaya yang dapat ditempuh guriu dalam menciptakan susana belajar mengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut:
1.             Menciptakan susana kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap ramah, tidak judes, atau galak
2.             Memperlakukan siswa sebagai indidu yang mempunyai harga diri
3.             Memberikan nilai secara adil dan objektif
4.             Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat.

1.5.       Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Perkembangan sosial juga bisa diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama.
Perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Pada usia ini, anak mulai memliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri (ogosentris) kepada sikap bekerja sama (kooperatif) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan- kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah_, maupun tugas yang membutuhkan pikiran.
Tugas-tugas kelompok ini haruslah memberikan kesempatan kepada setiiap peserta didik atau siswa untuk menunjukkan prestasinya. Dengan bekerja kelompok, siswa dapat belajar tentang bagaimana cara ia bersosialisasi, bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
1.6.        Perkembangan Kesadaran Beragama
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.             Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
2.             Panangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
3.             Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
Dalam mengenalkan Tuhan kepada anak, sebaiknya ditonjolkan sifat-sifat pengasih dan penyayangnya, bukan menonjolkan sifat-sifat Tuhan yanng menghukum, mengazab, atau memberikan siksaan dengan neraka.
Sampai kira-kira berusia 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran beragamanya hanyaa merupakan hasil sosialisasi orang-orang di sekitanya. Oleh karena itu, pengamalan ibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi kesadarannya.
Pada usia 10 tahun ke atas, semakin bertambah kesadarannya akan fungsi agama baginya, yaitu sebagai penggerak moral dan sosial. Dia mulai mengerti bahwa agama bukan kepercayaan pribadi atau keluarga, melainkan kepercayaan masyarakat luas. Berdasarkan ini , maka shalat berjama’ah atau shalat Idul Fitri/Adha dan ibadah sosial lainnya sangat menarik baginya.
Periode sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama yang paling mendasar. Kualitas keagamaan anak di usia dewasa sangat dipengaruhi pula oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya waktu kecil. Maka dari itu, pendidikan agama pada usia SD/MI sangatlah penting dan layak menjadi perhatian yang lebih oleh semua pihak.
Menurut Zakiah Darajat (1968: 58) mengemukakan bahwa pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.


2.        Hubungan antara Aspek Perkembangan Siswa dengan Pembelajaran
2.1.        Hubungan perkembangan intelektual dengan pembelajaran
Kemampuan intelektual pada masa  ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada siswa sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan-keemampuan siswa, pihak sekolah dalam hal ini guru-guru seyogianya memberikan kesempatan pada siswanya untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya atau yang telah dijelaskan oleh guru.
Untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau keterampilan berpikir siswa, baik sekali apabila guru merujuk pada pendapat Jones et.al yaitu tentang “core thinking skills” antara lain sebagai berikut:
a.     Mengasah ketajaman pancca indra untuk menerima masukan informasi dari luar
b.    Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi
c.     Mengevaluasi, melakukan penilaian
d.    Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat ringkasan
e.     Menyimpulkan, menduga, elaborasi. Berkaitan engan produk hafalan, diupayakan agar anak dapat melakukan penyimpulan
f.      Mengidentifikasi ciri penting
g.    Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan
h.    Mengingat, dengan strategi antara lain pengulangan, memberi makna, membuat catatan, melakukan asosiasi pengalaman sehari-hari.
2.2.        Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran
Pembelajaran bahasa disekolah sengaja untuk menambah perbendaharaan kata-katanya, mengejar dan menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya untuk :
a.     Berkomunikasi dengan orang lain
b.    Menyatakan isi hatinya (perasaannya)
c.     Memahami keterangan (informasi yang diterima)
d.    Berpikir (menyatakan pendapat atau gagasannya)
e.     Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan keyakinan.
2.3.       Hubungan Perkembangan Sosisal dengan Pembelajaran
Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebayanya atau dengan lingkungan masyarakat sekitanya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun yang membutuhkan fikiran.
2.4.       Hubungan Perkembangan Emosi dengan pembelajaran
Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar.
Emosi positif akan memmengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam berdiskusi dan lain sebagainya.
Mengingat hal tersebut, sebaiknya guru mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau kondusif bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif sserta mempunyai kepedulian untuk membantu memecahkan masalah yang dialami peserta didik.
2.5.       Hubungan Perkembangan Keagamaan dengan Pembelajaran
Disamping pemberian materi agama kepada anak, guru juga harus membiasakan latihan keagamaan yang menyangkut ibadah dan akhlak.
Disamping pemberian materi ibadah, perlu juga dibiasakan melaksanakan ibadah sosial, yaitu menyangkut akhlak terhadap sesama manusia.
Yang ketiga perlu pula diajarkan tentang hukum-hukum agama contohnya halal-haramnya sesuatu dan wajib-sunnah yang menyangkut ibadah.
2.6.       Hubungan Perkembangan Fisik (motorik)dengan Pembelajaran
Perkembangan motorik sangat berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Perkembangan fisik yang normal adalah salah satu faktor penentu kelancaranproses belajar, baik dalam bidang pengetahuan, maupun keterampilan.
Pada masa usia dasar, kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya telah dicapai, oleh karena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.
Untuk memfasilitasi perkembangan motorik atau keterampilan ini, maka sekolah perlu menyiapkan guru khusus di bidang keterampilan.


[1]Syamsu Yusuf Perkembangan peserta didik, PT.Rajagrafindi persada,Jakarta 59-60
[3] Syamsu Yusuf Perkembangan peserta didik, PT.Rajagrafindi persada,Jakarta,61-62
[5] Syamsu Yusuf L.N, perkembangan peserta didik, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 62-63
[6] Syamsu Yusuf L.N, perkembangan peserta didik, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 62-63

Kamis, 26 April 2012


PEMERIKSAAN POLA JALAN

Ekstremitas bawah adalah bagian yang terpenting untuk menopang berat badan dan ambulasi dalam keseharian, untuk itu ekstremitas bawah yang normal sangat menunujang dalam efisiensi
penyelenggaraan aktifitas fungsional
sehari-hari. Tetapi terkadang karena proses yang abnormal
terjadi pada ekstremitas bawah mengakibatkan pola jalan yang tidak benar, untuk itu diperlukan parameter pembanding yang tepat antara pola jalan yang benar dan pola jalan yang salah sehingga kita bisa menyimpulkan pada bagian mana pola jalan itu yang keliru sehingga treatment kita tepat sasaran.


Ada dua siklus pola jalan yang normal yaitu stance phase, terjadi ketika kaki berada dipermukaan tanah dan swing phase terjadi ketika kaki bergerak maju. Enam puluh persen (60%) siklus pola jalan yang normal terjadi pada stance phase sedangkan 40%nya adalah untuk swing phase. Dan setiap phase tersebut terbagi dalam beberapa komponen kecil, yaitu stance
phase ( heel strike, foot flat, midstance and push-off/toe-off) sedangkan swing phase (acceleration, midswing and deceleration)

Pola jalan yang salah akan sangat terlihat pada proses stance phase karena pada proses ini bertanggung jawab dalam menunjang berat badan dan berhubungan dengan porsi yang lebih besar dibandingkan dengan swing phase sehingga tekanannyapun lebih besar dibandingkan phase yang lain.
Pemeriksaaan pola jalan dimulai segera ketika pasien masuk keruang pemeriksaan. Catatlah setiap perubahan yang terlihat ketika berjalan dan kejanggalan apa yang terjadi pada ekstremitas dan cobalah untuk menetapkan kejanggalan itu terjadi pada fase apa dan pada komponen apa?. Karena setiap komponen mempunyai ciri khas fisik tersendiri, untuk itu cobalah menentukan komponen mana yang paling terpengaruh dalam proses pola jalan tersebut. Dan proses memutuskan komponen mana yang terpengaruh ini sangat penting untuk mencari penyebab yang terjadi. Menurut inman ada beberapa hal yang harus diukur dalam pola jalan diantaranya adalah :

1. Lebar jangkauan kaki seharusnya tidak lebih dari dua atau empat inchi dari tumit ketumit. Jika anda melihat pasien berjalan dengan melebihi jangkauan diatas maka anda harus curiga adanya kejanggalan tersebut. Pasien dengan lebar jangkauan yang lebih besar dari 2-4 inchi biasanya terjadi jika mereka pusing atau gangguan otak (cerebellar problem) atau penurunan sensasi pada alas kakinya

2. Pusat gavitasi tubuh ( body’s center of gravity) berada dua inchi dari depan tulang sacrum yang kedua (S-2). Pada pola jalan yang normal oscillasi vertikal tidak lebih dari 2 inchi. Pengontrolan arah oscillasi vertical menjaga pola jalan yang halus (smooth pattern) atau normal.

3. Lutut seharusnya fleksi pada semua stance phase kecuali pada heel strike untuk menjaga pergeseran vertical dari pusat gravitasi agar tidak berlebihan. Sebagai contoh pada fase toe - off ketika ankle plantar fleksi 20 derajad menyebabkan terjadinya peningkatan pusat gravitasi tubuh dan untuk menjaga agar tubuh tetap seimbang maka lutut harus fleksi kira-kira 40 derajad.

4. Pelvis dan trunk bergerak kelateral kira-kira 1inchi ke sisi berat tubuh saat berjalan ke pusat graitasi yang keseluruhannya berada pada hip. Jika pasien mempunyai kelemahan pada gluteus medius maka dia kurang mampu mempertahankan pergerakan kelateral ini.

5. Rata-rata panjang langkah seseorang adalah 15 inchi. Karena adanya nyeri, usia yang bertambah atau patologi pada ekstremitas bawah menyebabkan penurunan langkah saat berjalan.

6. Rata-rata orang dewasa berjalan dalam setiap menitnya adalah 90-120 langkah. Dan rata-rata energy yang dikeluarkan adalah 100 calories per mile-nya.
7. Selama swing phase pelvis berotasi 40 derajad.

Kamis, 15 Maret 2012

Gaya Sentrifugal


Gaya sentrifugal sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita menumpang mobil yang sedang bergerak di tikungan, biasanya tubuh kita terhempas ke kiri jika mobil menikung ke kanan atau sebaliknya tubuh kita terhempas ke kanan jika mobil menikung ke kiri. Aneh ya, mengapa tubuh kita bisa terhempas? fenomena ini tidak hanya terjadi ketika kita menumpang mobil saja tetapi juga ketika kita menumpang setiap benda yang bergerak melingkar. Masih ada lagi yang menarik.Jika kita berada di dalam sebuah mobil yang mula-mula diam, biasanya tubuh kita terhempas ke belakang jika mobil bergerak secara tiba-tiba ke depan. Demikian juga sebaliknya, jika mobil yang sedang kita tumpangi sedang bergerak kencang direm secara tiba-tiba maka tubuh kita akan sempoyongan ke depan.

Jika dirimu pernah belajar hukum I Newton maka pasti tidak asing lagi dengan review ini. Menurut hukum I newton, fenomena ini terjadi karena adanya inersia atau kelembaman. Setiap benda yang sedang diam cenderung untuk diam alias tidak mau bergerak, sebaliknya setiap benda yang sedang bergerak cenderung untuk tetap bergerak. Nah, bagaimana jika yang kita tinjau bukan penumpang tetapi sebuah kelereng, misalnya? jika kita menempatkan sebuah kelereng di atas lantai mobil maka kelereng akan bergerak ke belakang (kelereng dipercepat ke belakang) ketika mobil dipercepat ke depan. Sebaliknya jika mobil yang sedang bergerak direm secara tiba-tiba (mobil diperlambat) maka kelereng akan bergerak ke depan (kelereng dipercepat ke depan). Ingat ya, dalam kasus ini kelereng mengalami percepatan ... Hal yang sama bisa juga terjadi pada penumpang, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Kadang penumpang hanya terhempas saja, kadang penumpang bisa saja terlempar ... ketika penumpang terlempar, penumpang tersebut juga mengalami percepatan ... nah, apakah peristiwa ini hanya bisa dijelaskan dengan inersia alias kelembaman? Gaya semu Dalam hukum II newton, kita belajar bahwa jika sebuah benda mengalami percepatan maka pasti ada gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Dalam hal ini setiap percepatan pasti terjadi akibat adanya gaya total. Gaya total tuh jumlah semua gaya yang bekerja pada suatu benda ... gaya total bisa saja berupa sebuah gaya tunggal seperti gaya dorong, gaya tarik, gaya tendang, gaya tegangan tali, gaya normal, gaya gravitasi dkk ... gaya total juga bisa saja merupakan jumlah dari beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda. Sekarang mari kita tinjau kasus terlemparnya penumpang atau kelereng yang dipercepat menggunakan hukum II newton .. Hukum II newton mengatakan bahwa jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Kalimat ini bisa dibalik menjadi seperti ini: jika suatu benda mengalami percepatan maka pasti ada gaya total yang bekerja pada benda tersebut, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya ... Btw, benarkah ada gaya total yang bekerja pada kelereng yang dipercepat atau penumpang yang terlempar? Jika kita berada di dalam sebuah mobil, pada tubuh kita hanya bekerja gaya gravitasi alias gaya berat dan gaya normal. Kedua gaya ini bekerja pada arah vertikal, bukan pada arah horisontal. Demikian halnya dengan kelereng ... jika kita menempatkan sebuah kelereng dalam mobil maka pada kelereng hanya bekerja gaya gravitasi dan gaya normal.Sekali lagi, kedua gaya ini bekerja pada arah vertikal, bukan pada arah horisontal ... jika mobil dipercepat kedepan maka kelereng akan dipercepat ke belakang. Demikian halnya dengan penumpang jika penumpang terlempar ke belakang (penumpang dipercepat ke belakang) ketika mobil dipercepat ke depan .... Perhatikan bahwa percepatan yang dialami oleh kelereng atau penumpang terjadi pada arah horisontal, bukan vertikal ..tidak ada gaya yang bekerja pada arah horisontal. Hanya ada gaya yang bekerja pada arah vertikal, yakni gaya gravitasi dan gaya normal ... satu-satunya gaya yang bekerja pada arah horsiontal adalah gaya gesekan. Btw, gaya ini bekerja pada roda mobil ... gaya ini yang menyebabkan mobil mengalami percepatan. Jika tidak ada gaya berarah horisontal yang bekerja pada penumpang atau kelereng, mengapa penumpang atau kelereng bisa mengalami percepatan pada arah horisontal? bukankah hukum II newton mengatakan bahwa jika suatu benda mengalami percepatan maka pasti ada gaya yang bekerja pada benda tersebut? wah, berarti hukum II newton keliru!! Butuh diperbaikikah? tidak perlu ... hukum II newton benar adanya ... hukum II newton terbukti benar dalam banyak persoalan. Tetapi untuk kasus kelereng dan penumpang sebagaimana dijelaskan sebelumnya, hukum II newton tidak terjadi ... istilah kerennya, kelereng atau penumpang tersebut berada dalam kerangka acuan non inersia alias kerangka acuan yang dipercepat ... dalam kerangka acuan noninersia, hukum newton tidak terjadi. Lalu bagaimana kita menjelaskan kasus penumpang atau kelereng yang terlempar tersebut? Agar bisa menjelaskan hal tersebut, kita harus menggunakan hukum II newton ... kok terpaksa sich? yupz ... satu-satunya hukum fisika yang menjelaskan hubungan antara percepatan dan penyebab terjadinya percepatan (gaya) adalah hukum II newton ... jadi mau tidak mau kita harus mengatakan bahwa ada gaya yang bekerja pada penumpang atau kelereng. Nah, gaya ini kita beri julukan gaya semu alias gaya palsu alias gaya inersia. gaya semu benar-benar tidak ada ... ini cuma rekaan atau karangan kita saja agar bisa menjelaskan persoalan penumpang atau kelereng yang dipercepat ... Sebaliknya gaya seperti gaya tarik, gaya dorong, gaya tegangan tali, gaya gesekan dkk benar-benar ada. Besarnya gaya semu yang bekerja pada penumpang atau kelereng yang terlempar dianggap sama dengan ma, di mana m = massa benda yang dipercepat dan a = besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut. Gaya sentrifugal Ketika kita menumpang mobil yang sedang bergerak di tikungan, biasanya tubuh kita terhempas atau terlempar ke kiri jika mobil menikung ke kanan atau sebaliknya tubuh kita terhempas atau terlempar ke kanan jika mobil menikung ke kiri. Mengapa tubuh kita bisa terhempas atau terlempar? dengan kata lain, mengapa tubuh kita dipercepat? Hukum II newton mengatakan bahwa di mana ada percepatan maka di situ ada gaya Karena tubuh kita terhempas atau terlempar atau dipercepat ke kiri ketika mobil menikung ke kanan, berarti ada gaya berarah ke kiri yang bekerja pada tubuh kita.Demikian juga jika tubuh kita dipercepat ke kanan saat mobil menikung ke kiri berarti ada gaya berarah ke kanan yang bekerja pada tubuh kita.Benarkah ada gaya yang mempercepat tubuh kita? Sebelum menyimpulkan apakah ada gaya yang mempercepat tubuh kita, mari kita tinjau gaya-gaya yang bekerja baik pada penumpang atau di mobil. Ketika kita duduk dala mobil, hanya ada gaya gravitasi dan gaya normal yang bekerja pada tubuh kita. Kedua gaya gaya ini bekerja pada arah vertikal, bukan horisontal ... Gaya yang bekerja pada arah horisontal adalah gaya gesekan, tetapi gaya ini bekerja di roda mobil. Gaya gesekan berperan sebagai gaya sentripetal yang mempercepat mobil ke pusat tikungan sehingga mobil bisa menikung ... Sekali lagi, hukum newton tidak berlaku dalam mobil yang sedang menikung. Mobil yang sedang menikung atau mobil yang sedang mengalami percepatan setripetal termasuk kerangka acuan noninersia. Penumpang yang terlempar dikatakan berada dalam kerangka acuan noninersia. Bagaimana menjelaskan keanehan ini? Hukum II newton dirombak sajakah? huft, jangan dunk, tidak perlu ... Kita bisa mengakalinya.Mau tidak mau, kita berpura-pura mengatakan ada gaya yang bekerja pada penumpang yang terhempas atau terlempar atau dipercepat .... Gaya yang bekerja pada penumpang diberi julukan gaya sentrifugal ... sentrifugal artinya menjahui pusat lingkaran. Arah gaya ini sama dengan arah terhempas atau arah terlemparnya penumpang ketika mobil menikung, yakni menjauhi pusat lingkaran ... besar gaya sentrifugal dianggap sama dengan ma r , di mana m = massa benda yang terlempar dalam mobil atau benda apapun yang sedang bergerak melingkar dan sebuah r = besar percepatan sentripetal. Source: http://www.gurumuda.com/gaya-semu-gaya-sentrifugal